Cegah Radikalisme Pada Anak
Beberapa waktu yang kemudian di Jakarta terjadi teror bom di sebuah hotel. Tak pelak, mau tidak mau, orangtua niscaya dihadapkan pada pertanyaan buah hati mengenai insiden tersebut.
Buah hati mengetahuinya melalui koran, gosip di televisi dan sebagainya. Mereka melihat dan mengamati sambil bertanya-tanya dalam hai, apa yang dimaksud dengan reror, terorisme itu ya.
Dari sinilah tugas orangtua sangat dibutuhkan semoga anak menjadi paham apa yang dimaksud tersebut. Bagimanakah cara mencegah anak terhadap radikalisme ini?
Selain menjelaskan wacana insiden dan agresi teror kepada anak dengan bijk, hal yang tak kalah pentingnya yakni menanamkan perilaku toleransi dan keberagaman kepada anak.
Sehingga ketika buah hati Anda tumbuh cukup umur kelak, beliau tidak akan gampang terpapar akan paham-paham radikalisme yang mana radikalisme ini yakni akar dari agresi terorisme.
Hal ini penting sekali diterapkan alasannya kelak, belum dewasa akan berinteraksi dengan insan lain dari banyak sekali macam kelompok dengan macam-macam ras.
Misal saja ketika anak menertawakan orang yang berkulit gelap, botak, atau keriting. Maka tunjukkan bahwa banyak pahlawan, atlet, presiden yang juga berkulit gelap, berambut keriting dan sebagainya.
Katakan kepada anak bahwa setiap orang mempunyai kelebihan tanpa melihat latar belakang fisik, ras, agama dan sebagainya.
Nah, untuk menghindari efek jelek lingkungan dan yang tidak patut lainnya, terutama pada ketika remaja, harus terbangun kepercayaan antara orangtua dan anak.
Ketika kepercayaan sudah terbentuk, maka apapun yang didapatkan anak dari lingkungan akan beliau sampaikan kepada orangtua mereka.
Untuk membangun kepercayaan dan mencegah radikalisme kepada anak, sanggup dirumuskan dengan abreviasi "DHA", yang artinya yakni sebagai berikut:
1. D = Disiplin.
Ini sangatlah penting dan jangan hingga mirip robot.
2. H = Hangat.
Diibaratkan oksigen untuk anak berkembang dengan baik.
3. A = Aktivitas.
Ada kegiatan bersama antara anak dan orangtua.
Buah hati mengetahuinya melalui koran, gosip di televisi dan sebagainya. Mereka melihat dan mengamati sambil bertanya-tanya dalam hai, apa yang dimaksud dengan reror, terorisme itu ya.
Dari sinilah tugas orangtua sangat dibutuhkan semoga anak menjadi paham apa yang dimaksud tersebut. Bagimanakah cara mencegah anak terhadap radikalisme ini?
Cegah Radikalisme pada Anak
Selain menjelaskan wacana insiden dan agresi teror kepada anak dengan bijk, hal yang tak kalah pentingnya yakni menanamkan perilaku toleransi dan keberagaman kepada anak.
Sehingga ketika buah hati Anda tumbuh cukup umur kelak, beliau tidak akan gampang terpapar akan paham-paham radikalisme yang mana radikalisme ini yakni akar dari agresi terorisme.
Hal ini penting sekali diterapkan alasannya kelak, belum dewasa akan berinteraksi dengan insan lain dari banyak sekali macam kelompok dengan macam-macam ras.
Misal saja ketika anak menertawakan orang yang berkulit gelap, botak, atau keriting. Maka tunjukkan bahwa banyak pahlawan, atlet, presiden yang juga berkulit gelap, berambut keriting dan sebagainya.
Katakan kepada anak bahwa setiap orang mempunyai kelebihan tanpa melihat latar belakang fisik, ras, agama dan sebagainya.
Nah, untuk menghindari efek jelek lingkungan dan yang tidak patut lainnya, terutama pada ketika remaja, harus terbangun kepercayaan antara orangtua dan anak.
Ketika kepercayaan sudah terbentuk, maka apapun yang didapatkan anak dari lingkungan akan beliau sampaikan kepada orangtua mereka.
Untuk membangun kepercayaan dan mencegah radikalisme kepada anak, sanggup dirumuskan dengan abreviasi "DHA", yang artinya yakni sebagai berikut:
1. D = Disiplin.
Ini sangatlah penting dan jangan hingga mirip robot.
2. H = Hangat.
Diibaratkan oksigen untuk anak berkembang dengan baik.
3. A = Aktivitas.
Ada kegiatan bersama antara anak dan orangtua.
0 Response to "Cegah Radikalisme Pada Anak"
Post a Comment