3 Manfaat Utama Berguru Memasak Untuk Anak
Sekarang ini sedang marak-maraknya program masak-memasak di televisi. Tak pelak, si buah hati menjadi merasa tertarik dengan program tersebut dan bahkan bisa menunjukkan efek dalam dinamika keluarga dikala ini.
Dahulu, memasak seringkali dianggap sebagai suatu acara yang feminim dan hanya kiprah wanita saja. Namun seiring waktu, perbedaan gender mulai berevolusi.
Namun sekarang memasak menjadi acara pria dan perempuan. Fenomena ini menjadi kuat terhadap minat anak. Ada banyak dampak konkret memasak pada aneka macam aspek tumbuh kembang anak.
Kegiatan memasak menjadi acara bermain yang mempunyai sifat konstruktif dan fungsional. Anak akan menjalani proses menciptakan kuliner dan terdapat acara yang berulang sehingga ia akan mengerti fungsi dari tiap langkah dan tiap bumbu dalam mengikuti resep masakan.
1. Aspek motorik dan sensorik akan terstimulasi dengan baik.
Motorik halus. motorik kasar, koordinasi tangan dan mata akan terlatih dan terasah (mengaduk adonan, mengupas, menumbuk, memotong, mengiris dan sebagainya). Sensorik anak juga terstimulasi sehingga ia akan mengerti perbedaan sensasi (hangat, dingin, kalis, basah, bacin bumbu-bumbu).
Untuk beberapa anak yang cenderung gelisah, gelisah, atau gampang marah, acara sensorik sanggup menjadi acara yang terapeutik atau bersifat menenangkan.
2. Aspek kognitif dan bahasa ikut terstimulasi.
Anak-anak mempelajari proses dan urutan acara memasak hingga mendapat hasil. Dan bisa menjadi acara ilmiah lantaran anak sanggup mempelajari alasannya yaitu akibat, perubahan suhu, perubahan bentuk, contohnya cairang puding bermetamorfosis padat, es mencair dan sebagainya.
Kosakata anak juga akan bertambah dengan istilah-istilah gres dalam memasak. Kreativitasnya pun akan terstimulasi lantaran ia sanggup bereksperimen dengan bumbu, serta sanggup menyalurkan talenta seninya menata kuliner (plating).
3. Perkembangan psikologis dan sosial anak ikut berkembang.
Saat anak menghasilkan suatu makanan, akan menunjukkan timbal balik konkret terhadap self-concept, dimana mereka menilai diri menurut kemampuannya dalam memasak.
Jika pengalaman memasak ini menunjukkan konsekuensi positif, contohnya anak bahagia melihat raut wajah orang yang menyantap masakannya, mendapat apresiasi dari orangtua dan orang di sekitarnya, maka kepercayaan diri anak juga akan menjadi meningkat.
Selain itu, bisa menjadi wadah sosialisasi. Kedekatan orangtua dan anak (quality time) terjalin dengan baik. Atau apabila anak mengikuti les atau ekstrakulikuler memasak, maka ia sanggup bersosialisasi dengan sobat sebayanya.
Dahulu, memasak seringkali dianggap sebagai suatu acara yang feminim dan hanya kiprah wanita saja. Namun seiring waktu, perbedaan gender mulai berevolusi.
Namun sekarang memasak menjadi acara pria dan perempuan. Fenomena ini menjadi kuat terhadap minat anak. Ada banyak dampak konkret memasak pada aneka macam aspek tumbuh kembang anak.
Kegiatan memasak menjadi acara bermain yang mempunyai sifat konstruktif dan fungsional. Anak akan menjalani proses menciptakan kuliner dan terdapat acara yang berulang sehingga ia akan mengerti fungsi dari tiap langkah dan tiap bumbu dalam mengikuti resep masakan.
Berikut ini 3 Manfaat Utama Belajar Memasak untuk Anak
1. Aspek motorik dan sensorik akan terstimulasi dengan baik.
Motorik halus. motorik kasar, koordinasi tangan dan mata akan terlatih dan terasah (mengaduk adonan, mengupas, menumbuk, memotong, mengiris dan sebagainya). Sensorik anak juga terstimulasi sehingga ia akan mengerti perbedaan sensasi (hangat, dingin, kalis, basah, bacin bumbu-bumbu).
Untuk beberapa anak yang cenderung gelisah, gelisah, atau gampang marah, acara sensorik sanggup menjadi acara yang terapeutik atau bersifat menenangkan.
2. Aspek kognitif dan bahasa ikut terstimulasi.
Anak-anak mempelajari proses dan urutan acara memasak hingga mendapat hasil. Dan bisa menjadi acara ilmiah lantaran anak sanggup mempelajari alasannya yaitu akibat, perubahan suhu, perubahan bentuk, contohnya cairang puding bermetamorfosis padat, es mencair dan sebagainya.
Kosakata anak juga akan bertambah dengan istilah-istilah gres dalam memasak. Kreativitasnya pun akan terstimulasi lantaran ia sanggup bereksperimen dengan bumbu, serta sanggup menyalurkan talenta seninya menata kuliner (plating).
3. Perkembangan psikologis dan sosial anak ikut berkembang.
Saat anak menghasilkan suatu makanan, akan menunjukkan timbal balik konkret terhadap self-concept, dimana mereka menilai diri menurut kemampuannya dalam memasak.
Jika pengalaman memasak ini menunjukkan konsekuensi positif, contohnya anak bahagia melihat raut wajah orang yang menyantap masakannya, mendapat apresiasi dari orangtua dan orang di sekitarnya, maka kepercayaan diri anak juga akan menjadi meningkat.
Selain itu, bisa menjadi wadah sosialisasi. Kedekatan orangtua dan anak (quality time) terjalin dengan baik. Atau apabila anak mengikuti les atau ekstrakulikuler memasak, maka ia sanggup bersosialisasi dengan sobat sebayanya.
0 Response to "3 Manfaat Utama Berguru Memasak Untuk Anak"
Post a Comment