Contoh Kalimat Kekerasan Ekspresi Pada Anak
Berbicara mengenai kekerasan verbal, tidak sanggup dipisahkan dengan yang namanya komunikasi non verbal. Pada ketika orang renta berbicara maka akan ada komunikasi non lisan yang terjadi menyerupai senyuman, mata melotot, intonasi dan sebagainya.
Kekerasan lisan pada anak tidak hanya terjadi dari sisi orang renta saja, akan tetapi juga dari lingkungan si anak, misal keluarga, saudara serta dari sekolahnya.
Ketika anak berada di sekolahnya, sanggup saja tanpa disadari mendapatkan kekerasan lisan dari guru atau teman-temannya. Misalnya saja guru berkata,
"Kamu kayaknya tidak berbakat bermain alat musik."
Mungkin maksud gurunya ialah memberitahukan bahwa sebetulnya talenta anak bukan di alat musik. Namun, bagi anak yang mendapatkan ucapan "tidak berbakat", akan menjadi lebih berbeda penilaiannya.
Muli dari anak merangkak, bangkit dan berjalan satu langkah, jikalau keluarganya mendukung dengan berkata,
"Ayo Nak, manis sekali, kau bisa!" , maka anak akan menjadi termotivasi dengan kata "kamu bisa". Membuat anak merasa percaya diri bahwa dirinya bisa.
Lain halnya kalau orang renta berkata,
"Cepetan dong, masa gitu aja gak bisa!". Perkataan semacam ini sanggup menciptakan anak yang sedang berguru berjalan jadi gemetar dan takut.
Sehingga anak tidak sanggup meregulasi dirinya atau mengontrol dirinya untuk melangkah lebih baik lagi.
Seorang ibu akan menegur anaknya dengan kalimat,
"Adi sayang, kok airnya ditumpahin sih?"
Kata sayang disini mempunyai arti yang rancu, alasannya pada ketika ibu memeluk dan mencium anak, seringkali juga menyebut kata "sayang". Ini merupakan teguran yang salah.
Sedangkan teguran yang sanggup menimbulkan kekerasan lisan atau garang adalah,
"Gimana sih, gitu aja ditumpahin, dasar anak nakal!"
Kalimat tersebut ada kata garang berupa "dasar anak nakl". Ini pun merupakan teguran yang salah.
Yang benar dan sebaiknya dikatakan kepada anak adalah,
"Adik, itu airnya tumpah. Nanti kalau terinjak sanggup terpeleset."
Dengan demikian, ibu berarti memberitahu kondisi ancaman yang mungkin sanggup terjadi jikalau air tumpah.
Kekerasan lisan pada anak tidak hanya terjadi dari sisi orang renta saja, akan tetapi juga dari lingkungan si anak, misal keluarga, saudara serta dari sekolahnya.
Ketika anak berada di sekolahnya, sanggup saja tanpa disadari mendapatkan kekerasan lisan dari guru atau teman-temannya. Misalnya saja guru berkata,
"Kamu kayaknya tidak berbakat bermain alat musik."
Mungkin maksud gurunya ialah memberitahukan bahwa sebetulnya talenta anak bukan di alat musik. Namun, bagi anak yang mendapatkan ucapan "tidak berbakat", akan menjadi lebih berbeda penilaiannya.
Anak Sedang Belajar Berjalan
Muli dari anak merangkak, bangkit dan berjalan satu langkah, jikalau keluarganya mendukung dengan berkata,
"Ayo Nak, manis sekali, kau bisa!" , maka anak akan menjadi termotivasi dengan kata "kamu bisa". Membuat anak merasa percaya diri bahwa dirinya bisa.
Lain halnya kalau orang renta berkata,
"Cepetan dong, masa gitu aja gak bisa!". Perkataan semacam ini sanggup menciptakan anak yang sedang berguru berjalan jadi gemetar dan takut.
Sehingga anak tidak sanggup meregulasi dirinya atau mengontrol dirinya untuk melangkah lebih baik lagi.
Anak Menumpahkan Air Minum
Seorang ibu akan menegur anaknya dengan kalimat,
"Adi sayang, kok airnya ditumpahin sih?"
Kata sayang disini mempunyai arti yang rancu, alasannya pada ketika ibu memeluk dan mencium anak, seringkali juga menyebut kata "sayang". Ini merupakan teguran yang salah.
Sedangkan teguran yang sanggup menimbulkan kekerasan lisan atau garang adalah,
"Gimana sih, gitu aja ditumpahin, dasar anak nakal!"
Kalimat tersebut ada kata garang berupa "dasar anak nakl". Ini pun merupakan teguran yang salah.
Yang benar dan sebaiknya dikatakan kepada anak adalah,
"Adik, itu airnya tumpah. Nanti kalau terinjak sanggup terpeleset."
Dengan demikian, ibu berarti memberitahu kondisi ancaman yang mungkin sanggup terjadi jikalau air tumpah.
0 Response to "Contoh Kalimat Kekerasan Ekspresi Pada Anak"
Post a Comment